Jumat, 09 September 2011

~♥~Ku Lepas Cintamu dari Hatiku~♥~ (kerana aku mencintaimu, maka inilah caraku mencintaimu)

Allah menghendaki kami sebuah pertemuan, aku mengagumi pribadinya yang sederhana dan shalih. Siapa sangka ternyata dia pun menyimpan rasa yang sama, bahakan dia mengutarakn perasaannya dengan langsung mengutarakan niatnya mengkhitbahku...
Namun sayang, cinta itu datang di saat yang belum tepat karena aku tidak bisa menerima pinangan darinya.. Aku masih punya amanah yang belum terselesaikan. Dan mungkin aku masih harus menanggung amanah itu 2tahun lagi.
Lalu, dia bersedia menungguku, menunggu di batas waktu, dan akupun menyetujuinya. Dia akan menjauh dengan dunianya dan akupun akan menjauh dengan duniaku sendiri. Tidak mungkin bagi kami mengikat cinta antara kami dengan hubungan kasih bernama PACARAN. Karena kami berdua faham betul tidak ada tuntunan pacaran dalam islam. Meskipun dalam hati kami takut jika kami tidak dapat bersatu karena tidak ada ikatan antara kami, tapi kami lebih takut pada-Nya jika harus menjalin asmara dalam keadaan kami yang faham syariat Islam.
Ku pikir menunggu di batas waktu itu mudah. Tapi ternyata menjalaninya tak semudah yang ku bayangkan. Apakah karena adanya campur tangan Syaitan atau akusendiri yang tak bisa mengendalikan nafsu ku sendiri? Rasa cinta yang ku simpan rapi dalam hati itu menjadi boomerang untukku sendiri. Rasa cinta itu berbuah rindu yang mecabik-cabik hatiku. Mampukah aku melarang bibirku untuk mengungkapkan rindu padanya? Mampukah aku tetap diam meski batinku menjerit perih karena rindu?? Dalam setiap sujudku, bayangannya pun tak mau absen menggangguku, bayangannya selalu hadir mengganggu kekhusuk'an shalatku, waktu senggangkupun di penuhi bayangan-bayangan masa depan hidup bersamanya, membuatku menjadi panjang angan-angan. Astaghfirullah.. apa yang terjadi padaku???
Jika orang yang berpacaran bisa mengobati kerinduan mereka dengan pertemuan, Menghubungi via telphone atau mengirim Message sebagai penawar rindunya, lalu aku , apa yang harus aku lakukan agar rasa rindu ini tidak lagi mencabik-cabik hatiku??? Istighfar.. ya Istighfar sebanyak-banyaknya, Tapi jika aku sudah kembali diam, rindu itu akan kembali datang merongrong kalbuku.
Rasa rindu yang semakin hari semakin menyiksaku akhirnya mampu membuatku khilaf, dengan mengucapkan padanya dan mengungkapakan betapa tersiksanya aku menaggung derita cinta ini. Aku benci diriku sendiri, kenapa aku tidak mampu menahan diri. Ternyata aku tidak mampu menunggunya dengan tetap diam menjaga Izzah sampai ke batas waktu. Meski aku tidak berpacaran dengannya, aku sudah banyak mengecewakan Rabb ku dengan mencintainya. Aku telah melakukan aktivitas yang tidak di sukai-Nya, merindukan dia melebihi rinduku pada-Nya, mengingat dia melebihi aku mengingat-Nya, Bahkan waktu sholatku yang menjadi waktu istimewa antara aku dan Rabbku pun tidak luput dari kejaran bayangannya.

Akhirnya Ku putuskan untuk berhenti.
Berhenti menanti batas waktu itu.
Berhenti berharap dan memberi harapan.
Aku tdk sanggup menanggung cinta itu jika harus bermaksiat pada-Nya.
Aku tdk sanggup menunggu, jika penantian itu bagaikan penyakit yang semakin hari semakin membuatku lemah dan menyiksa batinku.

Karena hati ini Milik-Nya dan menjaga hati ini adalah tanggung jawabku.

Aku akan melepasmu dari hatiku...
Aku tidak sanggup berharap jika harapan itu hanya membuatku panjang angan-angan.
Aku ingin mengembalikan rasa cinta itu kepada Yang Menganugerahkan. Karena hati ini Milik-Nya dan menjaga hati ini adalah tanggung jawabku.
Aku akan melepasmu dari hatiku...
Aku lebih memilih hidup tenang bersama Cinta-Nya.
Karena Cinta mu hanya menghadirkan kegundahan dan penderitaan.
Biarlah Allah Ta'ala yang memilihkan Calon Pangeran untukku dalam Genggaman-Nya. Ku harap Ia mempertemukan aku dengan Cinta itu, dengan
Pangeran itu nanti.. Di saat yang tepat, saat tidak ada alasan lagi bagiku untuk menolak pinangan dari seorang Pangeran yang mencintaiku Karena-Nya.
Ku Lepas Cintamu Dari Hatiku.....
by: Izinkan Aku Menikah Tanpa Pacaran

cara Kami mencintaimu karenaNya
oleh Ghuroba' Fii Akhiriz Zamaan pada 13 Januari 2011 jam 8:28
Bismillahirrahmanirrahiim

Wahai Saudari Kami...
Mungkin kalian pernah mendapati Kami dalam keadaan dingin dan membisu
Terkesan cuek dan sombong
Padahal bisa saja, Kami membuka pembicaraan dan memecahkan suasana bersama kalian
Namun Kami sadar, bahwa tak layak bagi Kami bermudah-mudahan dikarenakan khawatir hal itu akan mengikis kadar rasa malu kalian terhadap Kami

Mungkin kalian pernah merasa risih ketika Kami tidak memperhatikan wajah ketika berbicara dengan kalian
Padahal memandang kalian ketika berbicara adalah mudah bagi Kami,
Namun ketahuilah,  dengan memalingkan wajah, Kami berharap agar kalian akan lebih berhati-hati dalam berbicara dan menjadikan keadaan itu lebih suci bagi hati masing-masing

Wahai Saudari Kami...
Mungkin kalian akan mengatakan Kami aneh ketika Kami melarangmu menelefon
Padahal, bisa saja Kami mengangkatnya setiap saat kalian menelefon
Namun Kami belajar untuk menghargai seseorang yang berhak akan mendampingi kalian kelak, dengan cara tidak berduaan dengan kalian dalam keadaan yang tidak ada yang menemani

Mungkin kalian akan kesal apabila Kami tak memberikan pesan penyemangat ketika kalian melaporkan kepada Kami tentang kegiatan yang dilakukan hari ini
Padahal mudah saja jika Kami harus mengirimkan sebuah pesan tersebut agar membuat jiwa kalian menjadi lebih bersemangat mengerjakannya
Namun, keberadaan Kami di sekitar kalian, Insya Allah Kami harap tidak menggoyahkan kesucian hati kalian dengan mengirimkan kepada kalian pesan-pesan yang seharusnya tidak pernah kalian terima dari Kami jika itu justru akan membuat kalian berangan-angan

Wahai Saudari Kami...
Bisa jadi sebuah harapan pernah terbesit dihati kalian sehingga mungkin kalian akan merasa gundah ketika Kami tidak pernah meminta meminang kalian
Padahal, bisa saja kami lakukan itu agar hati kalian senang
Namun Kami sadar bahwa Kami belum siap, maka Kami redamkan lidah ini untuk menyatakannya di dalam diam

Mungkin kalian akan datang meminta Kami agar kalian menanti
Padahal Kami mampu mengizinkan permintaan itu
Namun, apakah kalian tidak merasa sakit ketika suatu saat jodoh Kami adalah bukan diri-diri kalian? Bukankah usaha kalian untuk bersama Kami dengan cara menantikan Kami adalah sia-sia?

Atau mungkin saja kalian akan merasa gelisah ketika Kami tidak pernah meminta kalian menunggu Kami
Padahal bisa saja permintaan itu akan kalian indahkan ketika Kami memintanya kepada kalian
Namun kalian mesti ingat, Kami mencintai kalian atas dasar kesucian, maka Kami tidak akan meminta kalian untuk itu hanya karena ingin mempersilahkan laki-laki shaleh lain untuk meminang kalian
Bukankah kesucian yang kami inginkan untuk menikahi kalian? Jika demikian, maka lebih baik kalian menikah kepada laki-laki yang telah siap meminang tanpa harus membuat kalian menunggunya dalam sebuah janji terlebih lagi dalam ketidakpastian.

Atau bisa jadi, kalian bosan karena terlalu lama menunggu Kami untuk menyatakan sebuah ungkapan-ungkapan indah kepada kalian
Padahal, bisa saja Kami menyatakan itu untuk menyenangkan hati kalian
Namun, Diam adalah cara Kami mencintaimu karenaNya, berharap hal itu lebih memelihara kesucian hati Kami dan hatimu setelahnya...

Kami belajar mencintai kalian dalam keimanan
Berharap agar dapat menjaga rasa malu Kami dan memelihara kesucian hati kalian
Ya, inilah cara Kami mencintaimu karenaNya, diam dan tak pernah terucap hingga di ujung lidah yang lunak
Bahkan tidak pernah terlukiskan oleh aktifitas Kami yang dapat dilihat

Berharap menjadi pemalu seperti Rasul, Muhammad
Dan membawa kalian menjadi suci seperti Ibunda Isa, Maryam
Suci, tak pernah tersentuh laki-laki...

Semoga Allah memaafkan Kami ketika khilaf dan salah
Allahuma Amiiin

by: si Fulan yg Insya Allah senantiasa menjaga kesucian dirinya..

Ini nih…. Barisan kata berikut mungkin bisa menggambarkan ikhwan yang nggak mau nggombal.


Karena Aku Mencintaimu
Wahai Ukhty…
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin menyakitimu


Karena cintaku padamu,
Tak akan kubiarkan cermin hatimu menjadi buram
Tak akan kubiarkan telaga jiwamu menjadi keruh
Tak akan kubiarkan perisai qolbumu menjadi retak, bahkan pecah


Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin mempesonamu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.


Maka biarlah…
Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku….


Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu,
Demi kemuliaanmu.


So, sekali lagi bagi para ikhwan, jangan jualan gombal, jangan obral janji. Gak usah deh sok perhatian, terlebih lagi bilang suka atau cinta. Bisa fatal tuh akibatnya! Mau jadi orang dholim?? Tegaskan semenjak sekarang, hal seperti itu tabu kalau belum nikah. Kalau dah nikah sih … puas-puasin aja bilang cinta seratus kali sehari ama istrinya. Sampai dhower deh, terserah! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar